BERPIKIR NEGATIF
Manusia tidak mungkin menghasilkan pengetahuan tanpa belajar cara berpikir ( Confucius )
Sejatinya pikiran negatif lebih berbahaya daripada yang kita bayangkan,ia merangkai hidup ini menjadi mata rantai penderitaan, perasaan negatif, perilaku negatif dan hasil yang negatif.Yang lebih berbahaya adalah adanya pengulangan dan penumpukan dalam memori hingga menjadi kebiasaan yang dilakukan seseorang dalam kehidupannya.
Faktor-faktor penyebab berpikir negatif
- Media informasi
- Persahabatan yang tidak baik
- Kondisi mental yang lemah
- Konsentrasi yang negatif
- Kehidupan masalalu
- Pengaruh eksternal
- Pengaruh internal
- Rutinitas negatif
- Tidak ada tujuan yang jelas
- Program terdahulu
Dampak berpikir negatif
- Prinsip menyerang atau lari
- Tiga pembunuh ( mencela, mengkritik negatif, membanding-bandingkan negatif )
- Memperkuat ego paling rendah
- Timbulnya kekuatan pikiran negatif
Berpikir negatif adalah seperti candu dalam dalam diri manusia yang merupakan penyakit yang berbahaya bagi kepribadian seseorang.
Manusia mungkin berbuat salah tetapi yang tidak dibenarkan adalah mempertahankan sesuatu yang negatif dan mengulanginya hingga menjadi suatu kebiasaan ( Eleanor Roosevelt )
Macam – macam kepribadian negatif
- Keyakinan dan bayangan negatif
- Menolak perubahan
- Tidak berperan aktif menyelesaikan masalah
- Selalu mengeluh, mencela, dan melihat sisi negatif dari segala sesuatu
- Selalu merasa frustasi, sendiri dan gagal
- Hasil kerja dan capaian individu menjadi lemah
- Senang menyendiri dan tidak mampu bersosialisasi hingga tidak punya sahabat
Sangat mungkin terserang penyakit jiwa atau penyakit( sumber "terapi berpikir positif " karya Dr.Ibrahim Elfiky )
kepemimpinan transendental
12 PRINSIP KEPEMIMPINAN SPIRITUAL INTELLIGENT
Manusia dilahirkan dengan kapasitas untuk menggunakan semua kecerdasan yaitu IQ, EQ dan SQ dimana masing-masing memberikan kontribusi dalam kelangsungan hidup.Prinsip-prinsip yang perlu dipegang dalam kecerdasan spiritual adalah :
1. Kesadaran diri
Mengetahui apa yang menjadi kepercayaan dan nilai yang ada dan apa yang dapat memotivasi diri
2. spontanitas
hidup dalam dan responsif untuk saat ini
3. Menjadi visi dan nilai Led
Bertindak dari prinsip-prinsip dan keyakinan yang mendalam dan hidup sesuai
4. Holisme
Melihat pola hubungan yang lebih besar ,dan memiliki hubungan rasa memiliki
5. Kasih sayang
Mempunyai kualitas “perasaan dengan “ empati dan mendalam
6. Perasaan keberagaman
Menilai orang lain atas perbedaan adalah beragaman
7. Lapang atas kemerdekaan
Mempunyai keyakinan diri atas orang banyak
8. Kerendahan hati
9. Kecenderungan ke pertanyaan fundamental “ KENAPA “ ?
Kebutuhan untuk memahami dan berpikir kenapa sampai kepada mereka
10. Kemampuan untuk membingkai ulang
Tegar dalam menghadapi masalah dan melihat masalah dengan konteks yang lebih luas
11. Berpikiran positif
Belajar dan tumbuh dari setiap kesalahan, kemunduran dan penderitaan
12. Sense dari panggilan
Perasaan terpanggil untuk melayani dan memberikan sesuatu yang berguna
( http://www.chrmglobal.com/Articles/258/1/Transcendental-Leadership.html )
PANDUAN SIDANG SKRIPSI / TESIS
1. Judul ,alasan mengambil judul dan variabel penelitian
a. Apa judul anda ?
b. Jelaskan alasan anda mengangkat judul tersebut ? ( menguraikan problem riset dan riset gap )
c. Sebutkan nama variabel penelitian ? dan indikator dari setiap variabel ?
d. Jelaskan pula skala data dari setiap variabel penelitian / indikator ?
( Soal b dan c dapat dibuat dalam bentuk tabel )
2. Obyek, subyek dan Sampel
a. Apa obyek dan subyek penelitian anda ?
b. Siapa atau apa satuan pengamatan penelitian anda ?
c. Apa dan siapa populasi penelitian anda ? finite atau infinite, jika finite berapa jumlahnya?
d. Berapa jumlah sampel penelitian anda ?
e. Jelaskan teknik serta proses pengambilan sampel ?
3. Data dan metode pengumpulan data
a. Data penelitian anda dari sumber primer atau sumber sekunder atau kedua-dua nya ? Jelaskan tehnik pengumpulan data yang anda gunakan ?
b. Beri contoh instrumen penelitian anda ?
4. Alat analisis
a. Jika anda menggunakan analisis statistik, jelaskan tehnik statistik parametrik atau non parameterik ? beri alasan mengapa ?
b. Jika anda tidak menggunakan statistik, tehnik apa yang akan anda gunakan ?
5. Buku literatur
a. Sebutkan 5 judul buku dan pengarang sebagai rujukan grand theory ?
b. Sebutkan 4 judul buku dan pengarang terkait dengan metode penelitian dan metode statistik atau buku yang lain yang non statistik ?
c. Sebutkan penulis dan judul jurnal penelitian yang anda adopsi ?
Uraikan secara singkat dan jelas kerangka pikir anda sebagai dasar menurunkan hipotesis
Pengembangan Kepribadian
3 teori pengembangan kepribadian :
Teori psiko-analitik
Pertama kali di kemukakan oleh Sigmund Freud, di mana dalam teori ini untuk memahami kepribadian seseorang, kita diwajibkan untuk melihat ke dalam dirinya, apa yang mendasari perilakunya.Pada diri seseorang terdapat suatu ‘ id ‘ atau ‘ naluri untuk mencari kepuasan bagi dirinya sendiri dan juga super ego yang merupakan bagian dari jiwa manusia yang mempunyai unsur ideal dan pikiran yang baik. Tindakan atau perilaku tersebut merupakan hasil konflik antara ‘ id ‘ dan ‘ super ego ‘ yang selalu berhasil didamaikan oleh ‘ ego ‘. Dimana pola perilaku manusia selalu bersifat defensif dan selalu dapat memperkirakan berdasarkan pengamatan kompromi dari konflik antara ‘ id ‘ dan ‘ super ego ‘.
2. Teori sifat atau perangai
Teori ini berdasarkan pada asumsi bahwa kepribadian seseorang adalah tetap dan tidak berubah atau dengan kata lain sulit berubah. Dengan adanya asumsi tersebut maka mudah sekali untuk memperkirakan perilaku seseorang. Dari sifat dan perangai seseorang bisa dibedakan satu dengan yang lain.Sifat dan perangai seseorang dapat diketahui dengan bermacam-macam cara diantara nya adalah melalui pendekatan biologis, maksudnya adalah sifat manusia ditentukan oleh faktor genetisnya ( warna mata, rambut, bentuk tubuh ).Sedang pendapat lain mengatakan bahwa kepribadian ditentukan oleh sifat kejiwaan ( ketenangan, kehangatan dsb ) yang menjelma dalam cara dia bertindak.
3. Teori kebutuhan
Teori ini dianggap lebih memberi bantuan dalam mendalami atau mengerti akan kepribadian seseorang.Karena banyaknya teori tentang kebutuhan maka pokok bahasan ini difokuskan terhadap teori kebutuhan dari Maslow dan Mc Clelland.
- Teori tingkat kebutuhan
Teori hirarki kebutuhan Maslow lebih memperhatikan manusia dengan psikologis sehat dimana teori ini bersifat deduktif yang bertitik tolak dari 3 asumsi pokok :
a. Manusia adalah makhluk yang selalu berkeinginan dan keinginan itu tidak selalu terpenuhi seluruhnya.
b. Kebutuhan atau keinginan yang sudah ada terpenuhi tidak akan menjadi pendorong keinginan yang lain .
c. Kebutuhan manusia tersusun menurut hirarki tingkat pentingnya.
Berdasar 3 asumsi tersebut maka manusia selalu dituntut oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dan bila sekali pemenuhan kebutuhan terpenuhi maka, ia tidak lagi menjadi faktor pendorong dan dia akan mengharapkan pencapaian yang lebih tinggi.
Walaupun teori Maslow sering dikutip tetapi juga banyak yang mengkritik tentang kebenaran teori tersebut yang tidak berdasarkan pada penelitian.Salah satu teori yang mengkritik adalah teori keadaan nyata-kesinambungan-peningkatan yang dikemukakan oleh Clayton Alderfer yang menyederhanakan 5 teori Maslow menjadi 3 tingkatan.
- Motif untuk berprestasi
Motif ini dikembangkan oleh McClelland yaitu teori satu macam kebutuhan, yang disebut dengan motif berprestasi. Asumsinya adalah bahwa semua kebutuhan adalah karena dipelajari, sehingga kepribadian juga bisa berubah bila seseorang mau belajar. Hal ini didasari oleh adanya hubungan antara apa yang dipelajari seseorang dengan motivasinya.
( Referensi : Adam I.Indrawijaya,Perilaku organisasi )
JALAN SUFI
Jalan Sufi disebut juga Jalan Kalbu, karena dari kalbu atau hatilah para penempuh jalan ruhani berusaha untuk “mengenal Sang Wujud, Allah Swt”.Bagi kaum Sufi, kalbu adalah esensi yang berasal dari manusia. Ketaatan maupun kedurhakaan seorang manusia berkaitan langsung dengan kalbu / hatinya, bukan dengan akal pikirannya.Kita mengetahui dan sadar bahwa banyak orang yang menyadari Suatu Kebenaran melalui akal pikirannya, tetapi karena kalbunya dipenuhi debu cinta duniawi maka mereka menolak kebenaran tersebut.Itulah sebabya, kaum Sufi menjalani penyucian kalbu dengan berbagai metoda yang diajarkan para mursyid mereka demi memuluskan perjalanan ruhani mereka.Pada dasarnya, metoda yang diajarkan para guru Sufi bukanlah sekadar teori-teori kosong , tetapi merupakan “sebuah ramuan” yang diperoleh para Mursyid di dalam pengalaman mereka menempuh jalan ruhani hingga mereka berhasil menemukan kebahagiaan sejati.
Metoda atau jalan yang ditempuh oleh kaum Sufi sangatlah beragam, sampai-sampai ada stigma yang mengatakan bahwa “Jalan menuju Tuhan itu banyak, sebanyak nafas manusia itu sendiri.” Artinya, pada hakikatnya masing-masing manusia mempunyai jalan yang khas di dalam usahanya untuk mencapai Sang Wujud.Setiap orang mempunyai keunikan pribadi yang tidak dimiliki oleh manusia lainnya. Para guru sufi mengatakan : “Jika manusia mengetahui rahasia batin mereka sendiri, mereka tidak akan mencari tempat lain untuk mencari kebahagiaan, kedamaian dan cahaya.”Oleh karena itu inti jalan Sufi adalah mengenal diri. “Dari mana aku datang? Di mana aku sekarang berada? Bagaimana aku bisa ada?
Dan kemana aku akan pergi?Semua ini adalah pertanyaan yang sudah wujud di dalam kalbu manusia sejak ia menyadari keberadaannya.Sejak dulu, Tasawuf datang untuk menenangkan jiwa para pencari Tuhan, meringankan penderitaan mereka dalam kehidupan dunia ini, serta membebaskan kerinduan yang senantiasa menggelisahkan hati semua manusia yang selama ini menarik mereka ke dalam depresi dan kesedihan.Betapa pun hebatnya para pemikir, para milyarder, para pengusaha, dan orang-orang pintar, namun kesedihan selalu melekat dalam kalbu mereka. Ada secercah “kerinduan” atau “lubang kehampaan” dalam hati manusia, yang tidak ada satu pun obatnya kecuali mengingat kembali Sang Wujud.
Namun, mengingat-Nya bukanlah seperti yang anda bayangkan saat ini, seperti berzikir tanpa memahami apa yang anda ucapkan, atau tafakkur tanpa kezuhudan dan sebagainya.Cobalah praktikkan zikir anda ketika anda merasakan kegelisahan, apakah anda merasa kegelisahan anda hilang setelah anda berzikir?Jika tidak, maka bukan berarti apa yang dikatakan al_Quran itu tidak benar, akan tetapi bahwa apa yang kita lakukakan itu belum bisa dikatakan ZIKIR. Dan semua itu akan kembali kepada kalbu kita, apakah kalbu kita sehat (qalb salim) ketika kita mengucapkan zikir atau malah sebaliknya?
“Pada hari (ketika) harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (qalb salim),” (QS Al-Syua’ara [26] : 88-89)
Laa hawla wa laa quwwata illa billah…
( http://qitori.wordpress.com/2008/10/31/jalan-sufi-%E2%80%93-jalan-kalbu/ )
Teks Piagam Madinah
Suatu produk yang terlahir dari rahim peradaban Islam, Piagam Madinah diakui sebagai bentuk perjanjian dan kesepakatan bersama bagi membangun masyarakat Madinah yang plural, adil, dan berkeadaban. Di mata para sejarahwan dan sosiolog ternama Barat, Robert N. Bellah, Piagam Madinah yang disusun Rasulullah itu dinilai sebagai konstitusi termodern di zamannya, atau konstitusi pertama di dunia.
Piagam Madinah yang terdiri dari 47 pasal:
Preambule : Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ini adalah piagam dari Muhammad, Rasulullah SAW, di kalangan mukminin dan muslimin (yang berasal) dari Quraisy dan Yatsrib (Madinah), dan yang mengikuti mereka, menggabungkan diri dan berjuang bersama mereka.
Pasal 1: Sesungguhnya mereka satu umat, lain dari (komunitas) manusia lain.
Pasal 2: Kaum Muhajirin (pendatang) dari Quraisy sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka dan mereka membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.
Pasal 3: Banu ‘Awf, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.
Pasal 4: Banu Sa’idah, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.
Pasal 5: Banu al-Hars, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.
Pasal 6: Banu Jusyam, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.
Pasal 7: Banu al-Najjar, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.
Pasal 8: Banu ‘Amr Ibn ‘Awf, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.
Pasal 9: Banu al-Nabit, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.
Pasal 10: Banu al-’Aws, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.
Pasal 11: Sesungguhnya mukminin tidak boleh membiarkan orang yang berat menanggung utang di antara mereka, tetapi membantunya dengan baik dalam pembayaran tebusan atau diat.
Pasal 12: Seorang mukmin tidak dibolehkan membuat persekutuan dengan sekutu mukmin lainnya, tanpa persetujuan dari padanya.
Pasal 13: Orang-orang mukmin yang takwa harus menentang orang yang di antara mereka mencari atau menuntut sesuatu secara zalim, jahat, melakukan permusuhan atau kerusakan di kalangan mukminin. Kekuatan mereka bersatu dalam menentangnya, sekalipun ia anak dari salah seorang di antara mereka.
Pasal 14: Seorang mukmin tidak boleh membunuh orang beriman lainnya lantaran (membunuh) orang kafir. Tidak boleh pula orang mukmin membantu orang kafir untuk (membunuh) orang beriman.
Pasal 15: Jaminan Allah satu. Jaminan (perlindungan) diberikan oleh mereka yang dekat. Sesungguhnya mukminin itu saling membantu, tidak tergantung pada golongan lain.
Pasal 16: Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak atas pertolongan dan santunan, sepanjang (mukminin) tidak terzalimi dan ditentang (olehnya).
Pasal 17: Perdamaian mukminin adalah satu. Seorang mukmin tidak boleh membuat perdamaian tanpa ikut serta mukmin lainnya di dalam suatu peperangan di jalan Allah Allah, kecuali atas dasar kesamaan dan keadilan di antara mereka.
Pasal 18: Setiap pasukan yang berperang bersama kita harus bahu-membahu satu sama lain.
Pasal 19: Orang-orang mukmin itu membalas pembunuh mukmin lainnya dalam peperangan di jalan Allah. Orang-orang beriman dan bertakwa berada pada petunjuk yang terbaik dan lurus.
Pasal 20: Orang musyrik (Yatsrib) dilarang melindungi harta dan jiwa orang (musyrik) Quraisy, dan tidak boleh bercampur tangan melawan orang beriman.
Pasal 21: Barang siapa yang membunuh orang beriman dan cukup bukti atas perbuatannya, harus dihukum bunuh, kecuali wali si terbunuh rela (menerima diat). Segenap orang beriman harus bersatu dalam menghukumnya.
Pasal 22: Tidak dibenarkan bagi orang mukmin yang mengakui piagam ini, percaya pada Allah dan Hari Akhir, untuk membantu pembunuh dan memberi tempat kediaman kepadanya. Siapa yang memberi bantuan atau menyediakan tempat tinggal bagi pelanggar itu, akan mendapat kutukan dan kemurkaan Allah di hari kiamat, dan tidak diterima daripadanya penyesalan dan tebusan.
Pasal 23: Apabila kamu berselisih tentang sesuatu, penyelesaiannya menurut (ketentuan) Allah ‘azza wa jalla dan (keputusan) Muhammad SAW.
Pasal 24: Kaum Yahudi memikul biaya bersama mukminin selama dalam peperangan.
Pasal 25: Kaum Yahudi dari Bani ‘Awf adalah satu umat dengan mukminin. Bagi kaum Yahudi agama mereka, dan bagi kaum muslimin agama mereka. Juga (kebebasan ini berlaku) bagi sekutu-sekutu dan diri mereka sendiri, kecuali bagi yang zalim dan jahat. Hal demikian akan merusak diri dan keluarganya.
Pasal 26: Kaum Yahudi Banu Najjar diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.
Pasal 27: Kaum Yahudi Banu Hars diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.
Pasal 28: Kaum Yahudi Banu Sa’idah diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.
Pasal 29: Kaum Yahudi Banu Jusyam diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.
Pasal 30: Kaum Yahudi Banu al-’Aws diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.
Pasal 31: Kaum Yahudi Banu Sa’labah diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf, kecuali orang zalim atau khianat. Hukumannya hanya menimpa diri dan keluarganya.
Pasal 32: Suku Jafnah dari Sa’labah (diperlakukan) sama seperti mereka (Banu Sa’labah).
Pasal 33: Banu Syutaybah (diperlakukan) sama seperti Yahudi Banu ‘Awf. Sesungguhnya kebaikan (kesetiaan) itu lain dari kejahatan (khianat).
Pasal 34: Sekutu-sekutu Sa’labah (diperlakukan) sama seperti mereka (Banu Sa’labah).
Pasal 35: Kerabat Yahudi (di luar kota Madinah) sama seperti mereka (Yahudi).
Pasal 36: Tidak seorang pun dibenarkan (untuk perang), kecuali seizin Muhammad SAW. Ia tidak boleh dihalangi (menuntut pembalasan) luka (yang dibuat orang lain). Siapa berbuat jahat (membunuh), maka balasan kejahatan itu akan menimpa diri dan keluarganya, kecuali ia teraniaya. Sesungguhnya Allah sangat membenarkan (ketentuan) ini.
Pasal 37: Bagi kaum Yahudi ada kewajiban biaya, dan bagi kaum muslimin ada kewajiban biaya. Mereka (Yahudi dan muslimin) bantu-membantu dalam menghadapi musuh Piagam ini. Mereka saling memberi saran dan nasihat. Memenuhi janji lawan dari khianat. Seseorang tidak menanggung hukuman akibat (kesalahan) sekutunya. Pembelaan diberikan kepada pihak yang teraniaya.
Pasal 38: Kaum Yahudi memikul biaya bersama mukminin selama dalam peperangan.
Pasal 39: Sesungguhnya Yatsrib itu tanahnya “haram” (suci) bagi warga Piagam ini.
Pasal 40: Orang yang mendapat jaminan (diperlakukan) seperti diri penjamin, sepanjang tidak bertindak merugikan dan tidak khianat.
Pasal 41: Tidak boleh jaminan diberikan, kecuali seizin ahlinya.
Pasal 42: Bila terjadi suatu peristiwa atau perselisihan di antara pendukung Piagam ini, yang dikhawatirkan menimbulkan bahaya, diserahkan penyelesaiannya menurut (ketentuan) Allah ‘azza wa jalla, dan (keputusan) Muhammad SAW. Sesungguhnya Allah paling memelihara dan memandang baik isi Piagam ini.
Pasal 43: Sungguh tidak ada perlindungan bagi Quraisy (Mekkah) dan juga bagi pendukung mereka.
Pasal 44: Mereka (pendukung Piagam) bahu-membahu dalam menghadapi penyerang kota Yatsrib.
Pasal 45: Apabila mereka (pendukung piagam) diajak berdamai dan mereka (pihak lawan) memenuhi perdamaian serta melaksanakan perdamaian itu, maka perdamaian itu harus dipatuhi. Jika mereka diajak berdamai seperti itu, kaum mukminin wajib memenuhi ajakan dan melaksanakan perdamaian itu, kecuali terhadap orang yang menyerang agama. Setiap orang wajib melaksanakan (kewajiban) masing-masing sesuai tugasnya.
Pasal 46: Kaum yahudi al-’Aws, sekutu dan diri mereka memiliki hak dan kewajiban seperti kelompok lain pendukung Piagam ini, dengan perlakuan yang baik dan penuh dari semua pendukung Piagam ini. Sesungguhnya kebaikan (kesetiaan) itu berbeda dari kejahatan (pengkhianatan). Setiap orang bwertanggungjawab atas perbuatannya. Sesungguhnya Allah paling membenarkan dan memandang baik isi Piagam ini.
Pasal 47: Sesungguhnya Piagam ini tidak membela orang zalim dan khianat. Orang yang keluar (bepergian) aman, dan orang berada di Madinah aman, kecuali orang yang zalim dan khianat. Allah adalah penjamin orang yang berbuat baik dan takwa. Dan Muhammad Rasulullah SAW
BERPIKIR POSITIF 2
Cara Berpikir yang Lain
Berubah dari berpikir negatif menjadi positif tidaklah selalu mudah, terutama kalau kita kesulitan dengan perubahan. Bagi sementara orang, itu adalah pergumulan seumur hidup
Tahukah kita, tantangan orang nomor satu dalam soal mengadakan perubahan pribadi yang positif? Perasaan mereka mau berubah, tetapi mereka tidak tahu bagaimana caranya mengatasi emosi-emosi mereka
Tetapi ada cara untuk melakukannya.
Telaahlah kebenaran yang terkandung dalam silogisme berikut:
Asumsi besar: saya bisa mengendalikan pikiran saya
Asumsi kecil: perasaan saya datang dari pikiran saya
Kesimpulan: saya bisa mengendalikan perasaan saya dengan mengendalikan pikiran saya
Mengapa Sebaiknya Kita Rangkul Nilai Berpikir Baik
Profesor Georgia State University, David J. Schwartz,”Dalam soal sukses, orang bukanlah diukur dari penampilannya atau gelar perguruan tingginya atau latar belakangnya; mereka diukur dari cara berpikirnya
Kalau kita mau mengubah cara berpikir kita, kita bisa mengubah perasaan kita.
Kalau kita ubah perasaan kita, kita bisa mengubah tindakan-tindakan kita .
Dengan mengubah tindakan kita yang didasarkan kepada berpikir baik kita bisa mengubah kehidupan kita.
Kalau kita ubah perasaan kita, kita bisa mengubah tindakan-tindakan kita .
Dengan mengubah tindakan kita yang didasarkan kepada berpikir baik kita bisa mengubah kehidupan kita.
Telaahlah beberapa alasan mengapa berpikir baik itu demikian penting:
1. Berpikir Baik Menciptakan Landasan untuk Hasil-Hasil Baik.
Dalam As a Man Thinketh, James Allen menulis,”Pemikiran serta perbuatan baik tidak mungkin mendatangkan hasil-hasil buruk; pemikiran dan perbuatan buruk tidak mungkin mendatangkan hasil-hasil baik.”
2. Berpikir Baik itu Meningkatkan Potensi.
Dalam The 21 Irrefutable Laws of Leadership,”Kemampuan memimpin itu menentukan tingkat keefektivan seseorang.” Dengan kata lain, dalam upaya apa pun dengan sesama, kepemimpinan anda adalah katupnya. Saya percaya bahwa cara berpikir anda mempunyai dampak serupa terhadap kehidupan anda.
Cara berpikir kita adalah katup bagi potensi kita. Kalau kita pemikir yang sangat baik, kita mempunyai potensi yang sangat baik. Jack Welch, mantan pemimpin General Electric, megatakan, ”Pahlawan adalah orang yang mempunyai banyak ide."
Penghambat terbesar bagi sukses bagi kebanyakan orang dimasa mendatang adalah cara berpikir mereka hari ini. Kalau cara berpikir mereka terbatas, potensi mereka pun terbatas. Tetapi kalau orang terus bertumbuh dalam cara berpikirnya, mereka akan melampaui prestasi mereka sendiri. Dan potensi mereka akan melampaui sasaran
3. Berpikir baik menghasilkan lebih banyak pemikiran baik kalau kita menjadikan sebagai kebiasaan
Semakin kita berpikir baik, semakin banyaklah pemikiran baik yang akan muncul. Sukses datang kepada mereka-mereka yang secara kebiasaan melakukan hal-hal yang tidak dilakukan orang-orang yang tidak sukses.
Prestasi datang dari kebiasaan berpikir baik.
Semakin sering kita berpikir baik, semakin banyak pemikiran-pemikiran baik yang muncul di dalam benak kita.
Victor Hugo “Serbuan pasukan bisa dilawan, tapi serbuan ide tidak bisa dilawan”
Mengapa Sebaiknya kita Mengubah Cara Berpikir kita
1. Cara Berpikir yang diubah itu Tidaklah Otomatis
Perubahan dalam cara berpikir itu tidaklah terjadi dengan sendirinya. Kalau kita ingin menjadi pemikir yang baik, kita perlu mengupayakannya dan begitu kita menjadi pemikir yang lebih baik, ide-ide baik akan terus berdatangan
2. Cara Berpikir yang Diubah itu Sulit
Ahli fisika peraih hadiah Nobel, Albert Einstein, salah sorang pemikir terbaik yang pernah hidup,”berpikir itu pekerjaan berat; sebab itulah sedikit orang yang melakukan.” Karena berpikir itu demikian sulit, kita perlu memanfaatkan apapun sebisa kita untuk membantu kita meningkatkan prosesnya.
3. Cara Berpikir yang Diubah itu Layak Diivestasikan
“Lebih banyak emas yang telah ditambang dari pemikiran manusia ketimbang dari bumi”.Kalau kita meluangkan waktu untuk belajar mengubah cara berpikir kita dan menjadi pemikir yang lebih baik, kita berinvestasi pada diri sendiri.
4. Cara Berpikir yang Diubah itu Merupakan Pemberian Terbaik yang Mungkin kita berikan Kepada Sesama
Belajar berpikir lebih baik adalah investasi besar pada diri sendiri tetapi juga merupakan hadiah besar bagi sesama kita, sebab itu mewakili pemberian yang tak terbatas potensinya
Dampak Cara berpikir yang diubah
Kebanyakan orang yang tidak puas dengan kehidupannya tidak tahu alasannya mengapa. Sering mereka curiga bahwa keadaan atau orang lainlah yang bersalah. Bahkan individu yang jujur pun, yang mengetahui bahwa permasalahannya terletak pada diri mereka sendiri, tetap kesulitan mencabut akar permasalahannya.
Mereka sering bertanya pada diri sendiri,” mengapa sih aku begini?” Mereka ingin berubah, tapi tidak melakukan apa pun secara berbeda sehingga mereka bisa berubah. Mereka hanya berharap segalanya akan beres dengan sendirinya-dan mereka menjadi frustasi ketika ternyata tidak.
Prof. Dr. Rhenald Kasali “ Kegilaan adalah mengharapkan perubahan tapi tetap melakukan hal-hal yang sama “
Sadarilah bahwa ketika kita mengadakan perubahan yang tepat terhadap cara berpikir kita, hal-hal lainnya dalam kehidupan kita baru bisa benar.
Kita akan melihat bagaimana kita bisa mengubah diri sendiri ketika kita bertanggung jawab untuk mengubah cara berpikir kita. Ikuti prosesnya maka itu akan menghasilkan kehidupan yang berubah.
Beginilah cara kerjanya :
1. Mengubah cara berpikir kita itu mengubah kepercayaan kita.
Pikiran manusia bisa berubah, sesungguhnya itulah yang paling pandai diperbuatnya- kalau saja kita mau berupaya mengubah cara berpikir kita. Katakan pada diri sendiri :
Perubahan itu pribadi sifatnya – saya perlu berubah
Perubahan itu mungkin – saya bisa berubah.
Perubahan itu menguntungkan – saya akan mendapatkan imbalan dari perubahan saya.
2. Mengubah kepercayaan kita itu mengubah harapan kita.
Satu-satunya hal yang menghalangi seseorang dari mendapatkan apa yang diinginkan dalam kehidupan ini seringkali hanyalah kemauan untuk mencobanya serta kepercayaan untuk meyakini bahwa itu mungkin.
Nelson Boswell “ Langkah pertama sekaligus terpenting menuju sukses adalah harapan bahwa kita bisa sukses”
3. Mengubah harapan kita itu mengubah sikap kita.
Harapan-harapan negatif adalah rute tercepat menuju jalan buntu dalam berpikir.
Harapan-harapan positif membawakan sikap positif dan menghasilkan semangat, keyakinan, hasrat, kepercayaan diri, komitmen dan energi.
4. Mengubah sikap kita itu mengubah perilaku kita.
Pernahkah kita mengamati bagaimana suasana hati kita mempengaruhi sikap kita, ketika kita merasa luar biasa senang, kita lebih bersemangat, bersikap ramah pada sesama, menyelesaikan tugas dengan lebih baik.Bagaimana ketika kita mengalami hari naas, pekerjaan yang diselesaikan sedikit, tidak sabaran pada keluarga dan rekan serta segalanya tampak sebagai tugas berat.
“PERILAKU KITA MENGIKUTI SIKAP KITA”
5.Mengubah perilaku kita itu mengubah kinerja kita.
Meraih sasaran-sasaran baru dan pindah ke tingkatan kinerja yang lebih tinggi itu menuntut perubahan, dan perubahan memang terasa tidak nyaman/kikuk.
Tapi berbesar hatilah, bahwa kalau perubahan itu tidak terasa tidak leluasa, kemungkinan itu bukan benar-benar perubahan.
6.Mengubah kinerja kita itu mengubah kehidupan kita.
Ketika kita mengubah kinerja kita – yaitu, apa yang kita lakukan secara konsisten- kita berkuasa untuk mengubah kehidupan kita.
Teori fisika Quantum, seluruh isi alam pada intinya hanya getaran vibrasi semata:
Lambat : diraba, dilihat, didengar, dirasa, dicium.
Cepat : realitas gaib spt bahagia, cinta dan kasih sayang.
“manusia adalah magnet, dan setiap detil peristiwa yang dialaminya datang atas daya tarik [undangan]nya sendiri.” [ The Universal Law of Attraction]
Anda mendapatkan apa yang anda pikirkan meskipun anda tidak memikirkannya.
Hukum tarik menarik berlaku seperti hukum gravitasi. Sebuah gelas yang anda lepaskan dari tangan anda akan terkena hukum gravitasi yang mengakibatkan pecah-terlepas apakah anda senang atau tidak. Hukum tarik menarik ini berlaku otomatis di alam, dan terlebih lagi sebenarnya berlaku pada pikiran dan perasaan anda.
Melalui kekuatan hukum tarik menarik ini anda akan menarik apapun yang paling sering anda pikirkan, apakah anda menginginkannya ataupun tidak.
Perlu anda ketahui, berpikir tentang sesuatu-baik ataupun buruk-sama artinya dengan merencanakan sesuatu itu untuk terjadi.
kata-kata bersifat magnetis :
Perbanyak kalimat syukur.
Hindari mengeluh.
Perhatikan betul kata-kata yang anda ucapkan dan yang tidak terucap [dalam hati].